5.1
Sucker Rod Pump (SRP)
Pengoperasian Pumping
Unit (Sucker Rod Pump) merupakan salah satu teknik pengangkatan
buatan yang digunakan untuk membantu
mengangkat minyak dari dasar sumur ke permukaan tanah sampai ke tanki
penampungan.
Metoda ini digunakan karena penurunan energi alami atau tekanan
reservoir sumur tersebut sudah tidak mampu lagi mengangkat minyak ke permukaan.
Prinsip kerja Pumping Unit
yaitu mengubah gerak rotasi dari Prime
Mover menjadi gerak naik turun oleh sistem Pitman Crank Assembly, kemudian
gerak naik turun ini melalui walking
beam di teruskan ke Horse Head di jadikan gerak lurus naik turun (Up Stroke dan Down Stroke) untuk menggerakan plunger melalui rangkaian rod.
Adapun kriteria penggunaan
Sucker Rod Pump (SRP) yaitu :
1. Produktivitas
sumur, Q antara : 100 – 2000 BPD
2. Tekanan
reservoir (Pr), dimana Pr sebanding dengan tinggi kolom cairan dalam
tubing dimana, minimal 1/3 dari kedalaman perforasi.
3. Kedalaman
sumur antara : 8000 – 12000 ft.
4. Kemampuan
SRP untuk mengatasi problem :
Pasir : sedang
Parafin :
buruk
Scale :
baik
Korosi : baik
Korosi : baik
GOR :
sedang
Emulsi :
baik
5.
SRP fleksibel untuk
mengubah laju produksi dan mudah pengoperasiannya.
Faktor – faktor yang mempengaruhi efisiensi volumeteris
pompa sucker rod :
1. Karakteristik
Fluida :
a.
Viskositas
b.
Temperatur
2. Kondisi
Operasi :
a.
Kedalaman pompa
b.
Kecepatan pompa
3. Karakteristik
Sumur:
a.
Productivity Index (PI)
b.
Temperatur reservoir
4. Pengaruh
Gas :
a.
Gas pound
b.
Gas Lock
5.2
Beam Type Pumping Unit
Beam
Type Pumping Unit atau Sucker Rod Pump merupakan salah satu metoda pengangkatan
buatan (artificial lift) yang telah digunakan secara meluas pada lapangan
minyak. Peralatan ini yang dapat memberikan gerakan turun naik (reciprocating
motion) kepada rod string yang dihubungkan ke positive displacement pump dalam
sumur minyak. Prinsip pengambilan
fluid dengan Pompa Sucker Rod ini merupakan peralatan yang yang
digunakan secara meluas sejak sebelum perang II. Dari sekitar 574.000 sumur
produksi di Amerika Serikat disekitar tahun lima puluhan, 88 % menggunakan
Metoda pengangkat buatan. 80% sampai 85% menggunakan pompa Angguk (SRP) sebagai
pengangkat cairan.
Penggunaan
yang meluas maka perkembangan dari teknologi Pompa Angguk mendapat perhatian
yang cukup besar, terutama yang menyangkut sumur yang dalam, dimana hal yang
tadinya kurang penting menjadi sangat penting bagi sumur yang dalam.
5.2.1. Macam – Macam Beam Type
Pumping Unit
a.
Standard
atau Conventional Type.
Pada
tipe ini samson post menopang walking beam pada bahagian tengah. Pumping Unit tipe ini paling banyak dipakai
pada industri perminyakan dan tersedia dalam bermacam-macam ukuran (ada yang
mencapai 100 Horse Power).
b.
Low
Torque Unit ( Mark II unitorque pumping unit )
Pada
tipe ini, samson post menopang walking beam pada bagian ujung belakang. Pada ukuran kerangka yang sama, biasanya unit
ini membutuhkan Horse Power yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan
conventional type. Ia banyak dipakai untuk sumur-sumur minyak yang dalam dan
berproduksi besar. Ukuran yang tersedia
tidak bervariasi banyak dengan terbesar sampai mencapai 125 Horse Power.
c.
Air Balance Unit
Pada tipe ini tabung udara yang bertekanan digunakan
sebagai penganti counter weight. Pumping Unit ini lebih kecil dan ringan dari tipe unit
yang lain dan diperlengkapi dengan air compressor. Ukuran yang dibuat terbatas, tetapi ada yang
mencapai 150 Horse Power.
API telah membuat
standarisasi mengenai jenis peralatan pompa dipermukaan, misalnya :
Dari ketiga jenis tersebut diatas, berdasarkan
klasifikasinya API menggunakan kode untuk membedakannya, misalnya:
Gambar 5.4. Kode API
C - 160D
- 173 64
(1)
(2) (3) (4)
Artinya
:
(1)
A = Air
Balance
B = Beam
Counter Balance
C = Conventional
(2)
M = Mark II 160 =
Peak torque rating, dalam ribuan ln-lb
(3)
173 = Polished rod
rating, dalam ratusan lb
(4)
64 = Panjang
langkah (stroke) maximum, in (biasanya dapat diatur 54 in dan 48 in, tergantung
pabrik pembuatnya)
5.2.2 Bagian –
Bagian Utama dari Pumping Unit
A.
Peralatan di Atas Permukaan (Surface Equipment)
Peralatan ini
berfungsi untuk mengubah energi dari prime mover ke pompa sucker rod kemudian diteruskan ke peralatan bawah permukaan.
1.
Prime
Mover (Penggerak utama)
Penggerak mula (motor) ini disesuaikan dengan tempat
dan tersedianya sumber tenaga tersebut, Sebagai contoh motor listrik atau
reciprocating engine dengan putaran 800 – 1200 RPM dipakai untuk menggerakkan
Pumping Unit (3-phase, 440 volt, 60 cycle).
2.
Gear
Reducer
Gear
reducer berfungsi sebagai penerus daya dari Electric Motor dengan menurunkan
kecepatan putaran, dari putaran tinggi menjadi putaran rendah.
3.
Brake
(Rem)
Rem
berfungsi untuk mengatur posisi horse head kalau pumping unit harus dimatikan
untuk keperluan perbaikan pada well atau saat Pumping Unit itu sendiri.
4.
Crank
Arm
Crank Arm
disambungkan pada sumbu putaran rendah yang keluar dari gear box yang berputar 360 derajat.
Lobang dari crank juga sebagai tempat kedudukan pit-man
yang akan merubah gerak putar menjadi gerak lurus dan tempat merubah
perpanjangan dari langkah pompa. Crank
Arm juga sebagai tempat dari
kedudukan counter weight dan kedua
sisinya mempunyai gerigi yang digunakan sebagai tempat jalannya tool yang akan
memposisikan counter weight.
5.
Pitman
Pitman
dipasang untuk menghubungkan crank dengan walking beam. Berfungsi untuk merobah
gerakan berputar dari gear box menjadi gerakan turun naik pada walking
beam.
6.
Counter
Weight
Pada
crank balance pumping unit, counter weight dipasang pada crank, sedangkan pada
beam balance pumping unit, counter wight dipasang pada ujung belakang walking beam.
7.
Walking
Beam
Walking Beam
sebagai tempat kedudukan kepala kuda. Walking-beam ini berfungsi sebagai
pengungkit pompa,yang mana pergerakannya ke atas dan ke bawah (upstroke &
down stroke) lebih kurang 45 derajat atau 1/8 lingkaran.
8.
Samson Post
Merupakan kaki
penyangga atau penopang walking beam supaya
SRP dapat berdiri tegak
9.
Saddle Bearing
Adalah
tempat kedudukan dari walking beam dengan
sampson post pada bagian atas.
10.
Equalizer
11.
Horse
Head
|
Horse-head ditempatkan
diujung walking beam dengan bentuk 1/8 lingkaran agar gerakan 1/8 lingkaran
tersebut menjadi gerakan naik turun yang digunakan untuk mneruskan gerakan baik
turun ke rangkaian rod string.
12.
Bridle
Bridle,
merupakan nama lain dari wire line hanger, yaitu sepasang kabel baja yang
disatukan pada carrier bar, dengan
demikian carrier bar bergantung pada bridle dan bridle kemudian dihubungkan
antara horse head dengan rod string.
13.
Carrier
Bar atau Hanger
Polished
rod masuk ke dalam carrier bar dan di atasnya dipasang clamp sehingga carrier
bar melalui wire line atau sling yang di bagian atas disambungkan ke horse
head, dapat mengangkat dan menghantar polish rod ke atas dan ke bawah.
14.
Stuffing Box.
Dipasang
diatas kepala sumur (well head) berfungsi : Sebagai pencegah atau menahan
minyak agar minyak tidak ikut keluar atau bocor karena dilengkapi dengan seal
didalam stuffing bersama-sama dengan naik turunnya polished rod, juga berfungsi
sebagai dudukan untuk polished rod dapat bergerak naik turun dengan bebas dan
lurus.
15. Wellhead
B.
Rod String (Rangkaian Batang Isap)
1.
Polished Rod
2.
Pony Rod
Pony rod berfungsi sebagai
penyelaras untuk menyesuaikan panjang rangkaian sucker rod yang dibutuhkan dan juga digunakan untuk
menyesuaikan kedalaman pompa. Biasanya panjang pony
rod mulai dari :
2’,
4’, 6’, 8’, 10’ dan 12 feet.
3.
Sucker Rod
Rangkaian batang isap (rod string), berfungsi untuk menyampaikan tenaga gerak
dari pumping unit ke pompa.
Energi yang ditransmisikan dari peralatan di permukaan ke bawah permukaan
melalui rangkaian sucker rod. Sucker rod adalah stang baja yang
pejal, menurut standar API mempunyai panjang 25 feet dan 30 feet.
Ukuran Sucker Rod menurut API : 5/8”, ¾”, 7/8”, 1” dan 1 1/8”. Ujung
sucker rod berupa pin-pin, atau box-pin, untuk menyambung sucker
rod untuk membentuk rangkaian (rod string) digunakan sucker rod coupling,
dan untuk menyambung dua ukuran yang berbeda digunaka reducer coupling
(misalnya 7/8” x ¾ “ )
·
Grade C Rods – Untuk beban ringan sampai sedang
pada sumur non-corrosive. AISI 1536 Carbon-Manganese Alloy Steel.
·
Grade K Rods - Untuk beban ringan sampai sedang
pada sumur corrosive. AISI 4623
Nickel-Molybdenum Alloy Steel.
· Grade D Rods
- Untuk beban berat pada sumur non-corrosive atau sumur yang sudah diinjeksi dengan corrotion inhibitor.
AISI 4142 Chromium-Molybdenum Alloy Steel.
Diameter Nominal
|
Panjang
|
Diameter Pin – Pin
|
Diameter Sucker rod yang sesuai
|
(in)
|
(ft)
|
(in)
|
(in)
|
1
1 1 / 8
1 1 / 4
1 1 / 2
|
8, 11, 16
8, 11, 16,22
11, 16, 22
16, 22
|
3 / 4
1 5/16, 1 1/16
13/16
1 3/8
|
½
5/8, ¾
7/8
1
|
Tabel 5.1. Diameter Sucker Rod
C.Peralatan
di Bawah Permukaan (Sub Surface Equipment)
Peralatan
bawah permukaan ini terdiri dari beberapa bagian, antara lain :
Ø Tubing
Hanger
Ø Tubing
Ø Pompa
(Sub Surface Pump)
Ø Dll.
1.
Tubing Hanger
Tubing hanger adalah komponen yang
digunakan dalam penyelesaian sumur produksi minyak dan gas. Hal ini juga
berfungsi untuk menutup di daerah anulus dan produksi.
Macam-macam tubing hanger antara lain :
a.
Tubing Hanger
Flange Type
b.
Tubing Hanger Bowl
Type
2.
Tubing
Tubing produksi melindungi casing dari
keausan, korosi, dan deposisi oleh-produk, seperti pasir / lumpur, parafin, dan
asphaltenes. Tujuan dan desain tabung dalam tubing produksi adalah untuk
memungkinkan cepat, efisien, dan aman. Alat penyambung antar tubing bernama
kopling, atau collar.
Panjang tubing menurut standar API terbagi dalam dua range, yaitu:
1.
Range
I, panjang ± 6 meter atau 20 – 24 feet
2.
Range
II, panjang ± 9 meter atau 28 – 32 feet, Sedangkan diameter nominalnya mulai dari ¾
in sampai 4 in OD.
3.
Pompa (Sub Surface Pump)
1. Tubing Pumps
Plunger
tersambung pada string, working barrel tersambung pada tubing string.
Travelling valve disambungkan ke plunger, standing valve dibawah pipe joint
(pipa pendek yang disambungkan ke standing valve).
2. Rod Pumps
1.
RHA : Rod Stationary Heavy Wall Barrel, Top
Anchor Pump
2.
RWA : Rod Stationary Thin Wall Barrel, Top
Anchor Pump
3.
RSA : Rod Stationary Thin Wall Barrel, Top
Anchor Soft Packed
Plunger Pump
4.
RHB : Rod Stationary Heavy Wall Barrel,
Bottom Anchor Pump
5.
RWB : Rod Stationary Thin Wall Barrel,
Bottom Anchor Pump
6.
RSB : Rod Stationary Thin Wall Barrel,
Bottom Anchor Soft Packed
Plunger Pump
7.
RHT : Rod Travelling Heavy Wall Barrel,
Bottom Anchor Pump
8.
RWT : Rod Travelling Thin Wall Barrel,
Bottom Anchor Pump
9.
RST : Rod Travelling Thin Wall Barrel,
Bottom Anchor, Soft Packed
Plunger Pump
10.
TH : Tubing , Heavy Wall Barrel Pump
11.
TP :
Tubing , Heavy Wall Barrel Soft Packed Plunger Pump
Komponen-komponen pompa bawah permukaan (Sub Surface Pump):
a.
Working
Barrel
yaitu merupakan liner tempat naik
turunnya plunger.
b.
Plunger
yaitu suatu batang yang terbuat dari metal dan bergerak
naik turun (sesuai dengan prinsip pemompaan) yang berfungsi untuk mengangkat
fluida dari dasar sumur ke kolom tubing hingga sampai ke permukaan.
Diameter Plunger Rate
1 ¼ in – ½ in 100 bbl
1 ½ in – 1 ¾ in 200 bbl
1 ¾ in – 2 in 300 bbl
2 in – 2 ¼ in 400 bbl
2 ¼ in – 2 ½ in 500 bbl
2 ½ in – 2 ¾ in 600 bbl
c.
Travelling
valve
yaitu katup berbentuk bola, yang bergerak membuka dan
menutup dan terletak pada plunger. Valve ini akan membuka disaat plunger bergerak turun (down sroke).
d.
Standing
Valve
yaitu katup yang berbentuk bola dan terletak pada bagian
bawah pompa yang berfungsi untuk mengalirkan fluida satu arah dari dasar sumur
ke ruang barrel pompa.
e.
Gas / Mud Anchor
Gas/mud
anchor, dipasang di bawah pompa untuk memecahkan gelembung gas (mencegah
terjadinya gas pound), dan
menahan lumpur supaya tidak memasuki pompa.
Untuk
menghindari turunnya efficiency
volumetric pompa yang diakibatkan oleh banyaknya gas yang terhisap oleh
pompa, maka dipasang Gas Anchor yang berfungsi untuk memisahkan gas dari cairan
formasi sebelum cairan diisap dan masuk ke dalam pompa.
Komponen dipasang dibagian bawah dari pompa, yang berfungsi :
· Untuk memisahkan gas dari minyak agar supaya gas tersebut
tidak ikut masuk ke dalam pompa bersam-sama dengan minyak, karena adanya gas
akan mengurangi efisiensi pompa.
· Untuk menghindarkan masuknya pasir atau padatan ke dalam
pompa.
· Mengurangi atau menghindari terjadinya tubing stretch.
Ada
4 type gas anchor :
a.
Poorman
type
Larutan dalam
minyak yang masuk ke dalam anchor akan melepaskan diri dari larutan (bouyancy
effect). Minyak akan masuk ke dalam barrel melalui suction pipe, sedangkan gas
yang telah terpisah akan dialirkan ke annulus.
b.
Packer
type
Minyak masuk melalui ruang dinding
anchor dan suction pipe. Kemudian minyak jatuh di dalam annulus antara casing
dan gas anchor dan ditahan oleh packer, selanjutnya minyak masuk ke dalam pompa
melalui suction pipe. Disini minyak masuk ke dalam annulus sudah terpisah dari
gasnya.
c.
Marsh type
d.
Cup type
Minyak masuk melalui ruang dinding anchor dan suction pipe. Kemudian minyak jatuh di dalam annulus antara casing dan gas anchor dan ditahan oleh packer,
selanjutnya minyak masuk ke dalam pompa melalui suction pipe. Di sini minyak masuk ke dalam annulus sudah terpisah dari gasnya.
6.1.
Kesimpulan
1.
Sucker Rod Pump
atau pompa angguk merupakan salah satu metode pengangkatan buatan (artificial
lift) yang digunakan untuk membantu mengangkat minyak dari dalam sumur ke
permukaan sebagai akibat dari penurunan energi alami yang dimiliki reservoir
dan digunakan pada sumur dangkal yang PI nya rendah atau kecil.
2. Macam-macam SRP ada 3 yaitu conventional type, mark II,
dan air balance type.
3. Peralatan SRP diatas permukaan terdiri dari prime mover,
gear reducer, brake, pitman, counter weight, walking beam, samson post, seadle
bearing, horse head, bridle, carrier bar, stuffing box, dan wellhead.
4. Peralatan rod string / rangkaian batang isap yaitu
polished rod, pony rod, dan sucker rod.
5. Peralatan SRP dibawah permukaan antara lain working
barrel, plunger, standing valve, travelling valve, dan gas anchor.
Dengan Hormat
BalasHapusPerkenalkan kami PT. PURARI MITRA RAPUNZEL adalah perusahaan Jasa Customs Import, International
Air,Sea and Freight Forwarding, sekaligus Specialist dalam bidang Jasa Customs Clearance di Kepabeanan baik via
Bandara atau Pelabuhan di seluruh Nusantara.